Monday, October 6, 2014

Memilih bakalan Burung perkutut/kitiran

Cara memilih burung perkutut yang bagus berkualitas

1.    Fisik
Ciri fisik yang perlu di amati yaitu:
A)    Sruktur tulang dada.
Semakin lebar tulang dada, kemampuan bernapas semakin baik sehingga suaranya akan lebih panjang.

B)    Struktur kantung suara
Semakin besar kantung suara, semakin baik irama suaranya.

C)    Struktur tubuh
Tubuh yang kokoh dan gagah saat bertengger semakin rajin frekuensi suaranya.

D)    Bulu 
Bulu y6ang halus dan mengkilat pada dada, semakin halus dan bening suaranya, jika bulu dada halus, tetapi suram suara halus namun serak.

2.    Irama suara
Patokan untuk menentukan kualitas suara perkutut secara tradisional, yaitu:
a)    Irama suara depan
b)    Irama suara tengah
c)    Irama suara ujung
Berikut adalah ciri ciri perkutut yang perlu diperhatikan sebelum anda memilih/membeli burung perkutut:               
            B.dari bentuk kepala

1. Burung perkutut yang bentuk kepalanya njambe nom ( seperti buah jambe atau pinang yang masih muda ), diperkirakan mutu suaranya bisa ngepol ( maksimal ) dan keindahan suara tersebut akan terus bertahan sampai burung berusia tua.

2. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbeton nongko ( seperti biji nangka ), diperkirakan bunyi suaranya akan bisa bertahan sampai tua, akan tetapi keindahannya tidak dapat mencapai maksimal.

3. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nggobog ( seperti uang logam ), diperkirakan mutu suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan ( sekitar 24 tahun, karena per rambahan = 8 tahun ), kemudian akan menurun sesuai dengan umurnya.

4. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbungkul bawang ( seperti bungkul atau siung ( umbi ) bawang putih ), diperkirakan mutu suaranya tidak menentukan. Kadang dapat baik dan mengejutkan, tapi dapat juga mlempem, tak ada kemajuan.

5. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nakir kuwalik ( takir terbalik , takir adalah tempat makanan / sesaji terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat ), sulit diharapkan suara baiknya.

                  B.bentuk badan dan paruh
1. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya ngepel ( seperti buah kapel / burahol ) dan bentuk badannya tuntut gedang ( seperti kuncup bunga pisang ) serta bentuk ekornya meruncing dengan garis - garis bulu yang jelas, burung ini bisa diharapkan tengahnya ( ketek ) bisa terdengar jelas dan baik.

2. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya nggabah ( seperti gabah atau butiran padi ) dan bentuk badannya nongko sanglundung ( seperti buah nangka ) serta bentuk ekornya panjang dengan garis - garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya agak baik.

3. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya mapah gedang ( seperti pelepah pisang ) dan bentuk tubuhnya mbluluk ( seperti  pentil atau buah kelapa yang masih sangat muda ) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya cukup baik.

4. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruh yang nglombok gede ( seperti cabe besar ) dan bentuk tubuhnya njagung nglobot ( buah jagung yang belum dikupas kulitnya ) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing ( sehingga bulu bertumpuk dan garis - garis warnanya kurang jelas ), diperkirakan suara tengahnya kurang baik.

5. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti nglombok rawit seperti cabe rawit ) dan bentuk tubuhnya seperti wungkal gerang ( seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya ) serta bentuk ekornya mekar seperti kapas, diperkirakan bunyi suara tengahnya kurang sekali, akan tetapi dapat tebal bunyinya.1. Burung perkutut yang bentuk kepalanya njambe nom ( seperti buah jambe atau pinang yang masih muda ), diperkirakan mutu suaranya bisa ngepol ( maksimal ) dan keindahan suara tersebut akan terus bertahan sampai burung berusia tua.

2. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbeton nongko ( seperti biji nangka ), diperkirakan bunyi suaranya akan bisa bertahan sampai tua, akan tetapi keindahannya tidak dapat mencapai maksimal.

3. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nggobog ( seperti uang logam ), diperkirakan mutu suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan ( sekitar 24 tahun, karena per rambahan = 8 tahun ), kemudian akan menurun sesuai dengan umurnya.

4. Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbungkul bawang ( seperti bungkul atau siung ( umbi ) bawang putih ), diperkirakan mutu suaranya tidak menentukan. Kadang dapat baik dan mengejutkan, tapi dapat juga mlempem, tak ada kemajuan.

5. Burung perkutut yang bentuk kepalanya nakir kuwalik ( takir terbalik , takir adalah tempat makanan / sesaji terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat ), sulit diharapkan suara baiknya.


B.Dilihat dari Bentuk paruh badan dan ekor 
1. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya ngepel ( seperti buah kapel / burahol ) dan bentuk badannya tuntut gedang ( seperti kuncup bunga pisang ) serta bentuk ekornya meruncing dengan garis - garis bulu yang jelas, burung ini bisa diharapkan tengahnya ( ketek ) bisa terdengar jelas dan baik.

2. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya nggabah ( seperti gabah atau butiran padi ) dan bentuk badannya nongko sanglundung ( seperti buah nangka ) serta bentuk ekornya panjang dengan garis - garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya agak baik.

3. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya mapah gedang ( seperti pelepah pisang ) dan bentuk tubuhnya mbluluk ( seperti  pentil atau buah kelapa yang masih sangat muda ) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya cukup baik.

4. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruh yang nglombok gede ( seperti cabe besar ) dan bentuk tubuhnya njagung nglobot ( buah jagung yang belum dikupas kulitnya ) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing ( sehingga bulu bertumpuk dan garis - garis warnanya kurang jelas ), diperkirakan suara tengahnya kurang baik.

5. Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti nglombok rawit seperti cabe rawit ) dan bentuk tubuhnya seperti wungkal gerang ( seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya ) serta bentuk ekornya mekar seperti kapas, diperkirakan bunyi suara tengahnya kurang sekali, akan tetapi dapat tebal bunyinya.

Perlu di ingat dibawah ini
Pemberian Makanan
Pakan perkutut  berupa biji-bijian, yang terdiri dari campuran jewawut, ketam hitam, milet, beras merah, gabah merah, canary seed, dan godem. Campuran makanan diusahakan sesuia dengan kegemaran burung., Makanan burung yang baik, keadaannya masih baru dan segar, tidak berbau. Makanan yang sudah lama, jangan sekali kali disodorkan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan burung. Biji- bijian bahan makanan harus dipilih yang berisi, mentes, dan jangan sampai keropos, bebas penyakit, dan bersih.

Pemberian pakan pada burung disesuaikan dengan kebutuhan,  hal ini untuk menjaga kondisi tubuh burung. Burung yang diternakan dengan burung untuk lomba pemberian pakannya berbeda. Konsumsi pakan burung kurang lebih 10 % dari berat badan. Namun, agar tidak kehabisan pakan, sebaiknya diberi pakan yang lebih banyak sebagai cadangan. Begitu juga pemberian minum jangan sampai kehabisan, air minum harus selalu bersih, baru, dan segar.

Pada kandang ternak, sebaiknya diberi pasir, batu-batuan, atau pecahan batu bata merah. Pemberian ini dimaksud agar burung dapat makan batu-batuan/pasir sebagai asinan dan sebagai alat bantu mencerna makanan dan merupakan sumber mineral.terimakasih semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment